Senin, 18 Agustus 2008

JENIS-JENIS PENELITIAN

Menurut Abdul Hamid dalam mahasiswaumsu.com, ada beberapa kriteria penelitian yang dibagi dalam beberapa kategori, yaitu:

Berdasarkan hasil/alasan yang diperoleh:
1. Basic Research (Penelitian Dasar), yaitu penelitian yang mempunyai alasan intelektual, dalam rangka pengembangan ilmu pengetahuan.
2. Applied Reseach (Penelitian Terapan), yaitu penelitian yang mempunyai alasan praktis, keinginan untuk mengetahui; bertujuan agar dapat melakukan sesuatu yang lebih baik, efektif, efisien.

Berdasarkan Bidang yang diteliti:
1. Penelitian Sosial, secara khusus meneliti bidang sosial: ekonomi, pendidikan, hukum, dsb.
2. Penelitian Eksakta, secara khusus meneliti bidang eksakta: Kimia, Fisika, Teknik, dsb.

Berdasarkan Tempat Penelitian :
1. Field Research (Penelitian Lapangan), yaitu penelitian yang langsung dilakukan di lapangan.
2. Library Research (Penelitian Kepustakaan), yaitu penelitian yang dilaksanakan dengan menggunakan literatur (kepustakaan) dari penelitian sebelumnya.
3. Laboratory Research (Penelitian Laboratorium), yaitu penelitian yang dilaksanakan di laboratorium, biasanya bersifat eksperimen atau percobaan.

Berdasarkan Teknik yang digunakan :
1. Survey Research (Penelitian Survei), yaitu penelitian yang tidak menyebabkan perubahan (tidak ada perlakuan khusus) terhadap variabel yang diteliti.
2. Experimen Research (Penelitian Percobaan), yaitu penelitian yang menyebabkan perubahan (ada perlakuan khusus) terhadap variabel yang diteliti.

Berdasarkan Keilmiahan :
1. Penelitian Ilmiah, yaitu penelitian yang menggunakan kaidah-kaidah ilmiah (menggunakan pokok-pokok pikiran, menyimpulkan dengan melalui prosedur yang sistematis dengan menggunakan pembuktian ilmiah/meyakinkan). Ada dua kriteria dalam menentukan kadar/tinggi-rendahnya mutu ilmiah suatu penelitian yaitu:
1. Kemampuan memberikan pengertian yang jelas tentang masalah yang diteliti.
2. Kemampuan untuk meramalkan: sampai dimana kesimpulan yang sama dapat dicapai apabila data yang sama ditemukan di tempat/waktu lain.

Ciri-ciri penelitian ilmiah adalah:
1. Purposiveness (fokus tujuan yang jelas)
2. Rigor, teliti, memiliki dasar teori dan disain metodologi yang baik.
3. Testibility (prosedur pengujian hipotesis jelas).
4. Replicability (pengujian dapat diulang untuk kasus yang sama atau yang sejenis).
5. Objectivity (berdasarkan fakta dari data aktual, tidak subjektif dan emosional).
6. Generalizability (semakin luas ruang lingkup penggunaan hasilnya semakin berguna).
7. Precision (mendekati realitas dan confidence peluang kejadian dari estimasi dapat dilihat).
8. Parsimony (kesederhanaan dalam pemaparan masalah dan metode penelitiannya).

2. Penelitian non ilmiah (tidak menggunakan metode atau kaidah-kaidah ilmiah). Jenis ini terbagi lagi menjadi:
a). Berdasarkan Spesialisasi Bidang (ilmu) garapannya : Bisnis (Akunting, Keuangan, Manajemen, Pemasaran), Komunikasi (Massa, Bisnis, Kehumasan/PR, Periklanan), Hukum (Perdata, Pidana, Tatanegara, Internasional), Pertanian (agribisnis, Agronomi, Budi Daya Tanaman, Hama Tanaman), Teknik, Ekonomi (Mikro, Makro, Pembangunan), dll.
b). Berdasarkan dari hadirnya variabel (ubahan) : variabel adalah hal yang menjadi objek penelitian, yang ditatap, yang menunjukkan variasi baik kuantitatif maupun kualitatif. Variabel : masa lalu, sekarang, akan datang. Penelitian yang dilakukan dengan menjelaskan / menggambarkan variabel masa lalu dan sekarang (sedang terjadi) adalah penelitian deskriptif ( to describe = membeberkan/menggambarkan). Penelitian dilakukan terhadap variabel masa yang akan datang adalah penelitian eksperimen.

Penelitian secara umum terbagi :
A). Penelitian Survei: dilakukan untuk memperoleh fakta dari gejala yang ada; mencari keterangan secara faktual dari suatu kelompok, daerah dsb; melakukan evaluasi serta perbandingan terhadap hal yang telah dilakukan orang lain dalam menangani hal yang serupa; dilakukan terhadap sejumlah individu / unit baik secara sensus maupun secara sampel; hasilnya untuk pembuatan rencana dan pengambilan keputusan;
Penelitian ini dapat berupa :
1. Penelitian Exploratif (Penjajagan). Terbuka, mencari-cari, pengetahuan peneliti tentang masalah yang diteliti masih terbatas. Pertanyaan dalam studi penjajagan ini misalnya : Apakah yang paling mencemaskan anda dalam hal infrastruktur di daerah Kalbar dalam lima tahun terakhir ini? Menurut anda, bagaimana cara perawatan infrastruktur jalan dan jembatan yang baik.
2. Penelitian Deskriptif. Mempelajari masalah dalam masyarakat, tata cara yang berlaku dalam masyarakat serta situasi-situasi, sikap, pandangan, proses yang sedang berlangsung, pengaruh dari suatu fenomena; pengukuran yang cermat tentang fenomena dalam masyarakat. Peneliti mengembangkan konsep, menghimpun fakta, tapi tidak menguji hipotesis.
3. Penelitian Evaluasi. Mencari jawaban tentang pencapaian tujuan yang digariskan sebelumnya. Evaluasi di sini mencakup formatif (melihat dan meneliti pelaksanaan program), Sumatif (dilaksanakan pada akhir program untuk mengukur pencapaian tujuan).
4. Penelitian Eksplanasi (Penjelasan). Menggunakan data yang sama, menjelaskan hubungan kausal antara variabel melalui pengujian hipotesis.
5. Penelitian Prediksi. Meramalkan fenomena atau keadaan tertentu;
6. Penelitian Pengembangan Sosial. Dikembangkan berdasarkan survei yang dilakukan secara berkala: Misal: Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin di Kalbar, 1998-2003.

B). Grounded ResearchMendasarkan diri pada fakta dan menggunakan analisis perbandingan; bertujuan mengadakan generalisasi empiris, menetapkan konsep, membuktikan teori, mengembangkan teori; pengumpulan dan analisis data dalam waktu yang bersamaan. Dalam riset ini data merupakan sumber teori, teori berdasarkan data. Ciri-cirinya : Data merupakan sumber teori dan sumber hipotesis, Teori menerangkan data setelah data diurai.

Dengan penjelasa tentang jenis-jenis penelitian diatas, diharapkan dapat memudahkan mahasiswa dalam menentukan jenis penelitian yang akan dilakukan.

Rabu, 06 Agustus 2008

TENTANG PEMBIMBING SKRIPSI

Mungkin kita bisa saja sudah mempersiapkan diri dengan matang untuk menyelesaikan skripsi. Namun masih ada satu hal lagi yang perlu kita ketahui, yaitu mengenai dosen pembimbing. Dosen pembimbing adalah vital karena nasib Anda benar-benar berada di tangannya. Memang benar bahwa dosen pembimbing bertugas mendampingi Anda selama penulisan skripsi. Akan tetapi, pada prakteknya ada dosen pembimbing yang “benar-benar membimbing” skripsi Anda dengan intens, ada pula yang membimbing Anda dengan “melepas” dan memberi Anda kebebasan. Mempelajari dan menyesuaikan diri dengan dosen pembimbing adalah salah satu elemen penting yang mendukung kesuksesan Anda dalam menyusun skripsi.

Tiap universitas atau fakultas mempunyai kebijakan tersendiri soal dosen pembimbing ini. Anda bisa memilih sendiri dosen pembimbing yang Anda inginkan. Tapi ada juga universitas atau fakultas yang memilihkan dosen pembimbing untuk Anda. Tentu saja lebih enak kalau Anda bisa memilih sendiri dosen pembimbing untuk skripsi Anda.

Nah, jika universitas tempat anda kuliah mengizinkan mahasiswanya untuk memilih dosen pembimbing, lalu bagaimana memilih dosen pembimbing yang benar-benar tepat?

Sebelum memilih dosen pembimbing, ada beberapa hal yang perlu kita ketahui tentang kriteria dosen itu sendiri. Secara garis besar, dosen bisa dikategorikan sebagai: (1) dosen senior, dan (2) dosen junior. Dosen senior umumnya berusia di atas 40-an tahun, setidaknya bergelar doktor (atau professor), dengan jam terbang yang cukup tinggi. Sebaliknya, dosen junior biasanya berusia di bawah 40 tahun, umumnya masih bergelar master, dan masih gampang dijumpai di lingkungan kampus.

Lalu apa tugas pembimbing skripsi itu sebenarnya? Secara umum pembimbing skripsi diharuskan memiliki syarat berikut ini, diantaranya:
Pembimbing adalah dosen dan serendah-rendahnya berpangkat Lektor, berderajat S-2 atau S-3, dengan keahlian yang relevan dengan topik yang berkaitan dengan masalah skripsi.
Pembimbing bertugas membimbing skripsi mulai penyusunan proposal sampai selesainya skripsi dengan waktu yang seefisien mungkin.
Pembimbing bertanggung jawab atas pembimbingan skripsi.

Lalu, apakah ada hubungannya jika kita mendapat dosen pembimbing senior atau junior. Tentu saja, karena masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan. Sebagai contoh, kalau Anda memilih dosen pembimbing senior, biasanya Anda akan mengalami kesulitan sebagai berikut:
· Proses bimbingan cukup sulit, karena umumnya dosen senior sangat perfeksionis.
· Anda akan kesulitan untuk bertemu muka karena umumnya dosen senior memiliki jam terbang tinggi dan jadwal yang sangat padat.

Tapi, keuntungannya:
· Kualitas skripsi Anda, secara umum, akan lebih baik daripada mendapat bimbingan dari dosen junior.
· Anda akan tertolong saat ujian skripsi atau pendadaran, karena dosen penguji lain akan merasa sungkan untuk “membantai” Anda.
· Dalam beberapa kasus, bisa dipastikan Anda akan mendapat nilai A.

Sebaliknya, kalau Anda memilih dosen pembimbing junior, maka Anda akan lebih mudah selama proses bimbingan. Dosen Anda akan mudah dijumpai di lingkungan kampus karena jam terbangnya belum terlalu tinggi. Dosen muda umumnya juga tidak “jaim” dan “sok” kepada mahasiswanya.

Tapi, kerugiannya, Anda akan benar-benar “sendirian” ketika menghadapi ujian skripsi. Kalau dosen penguji lain lebih senior daripada dosen pembimbing Anda, bisa dipastikan Anda akan “dihajar” cukup telak. Dan dosen pembimbing Anda tidak berada dalam posisi yang bisa membantu atau membela Anda. Selain itu, kualitas skripsi mungkin hanya bisa dalam batas standar, karena dosen junior belum terlalu pengalaman dan terkadang mereka “tidak tegaan” untuk membuat repot mahasiswanya.
Namun kondisi diatas tidak selamanya benar. Ini hanya berupa perkiraan dari pengalaman yang sudah-sudah. Untuk di lapangannya, tentu anda yang lebih tahu dan merasakannya. Hal ini juga berlaku pada kondisi dimana anda tidak bisa memilih dosen pembimbing, melainkan fakultas yang menentukannya. Jika ini terjadi, maka hal utama yang harus anda lakukan adalah mencari tahu karakter dan kebiasaan dosen tersebut. Hal ini bisa anda lakukan dengan menanyakan kepada mahasiswa senior yang menjadi bimbingan dosen tersebut, baik yang sudah selesai maupun yang sedang berjalan. Adaptasi yang baik sangat diperlukan untuk dapat memperlancar proses bimbingan. Namun, berusahalah untuk menghindari hal-hal yang bersifat “amplop”. Jika anda mengetahui bahwa dosen tersebut termasuk tipe yang membutuhkan “pelicin”, sebaiknya segeralah meminta pengganti kepada fakultas, apakah dengan alasan yang sesungguhnya atau dengan alasan lain yang juga masuk akal. Namun, jika anda tidak memiliki bukti yang jelas, sebaiknya kemukakan alasan lain yang masuk akal. Anda tidak mau skripsi anda bermasalah hanya karena tuduhan tak terbukti yang anda sampaikan, kan?

Disadur dari:
www.infoskripsi.com
www.mahasiswaumsu.com

Selasa, 05 Agustus 2008

HAL PENTING SEBELUM MEMBUAT SKRIPSI

Saya yakin semua mahasiswa pasti arti skripsi dan untuk apa skripsi itu dibuat. Sejatinya skripsi itu disyaratkan kepada mahasiswa untuk dapat menyelesaikan studinya dengan pertimbangan agar di masyarakat nanti mereka bisa menjadi individu-individu yang kritis dalam menghadapi masalah yang sesungguhnya di lapangan. Jadi skripsi bukan sekedar syarat dan hanya akan berakhir di perpustakaan kampus dan gudang di rumah. Boleh percaya atau tidak, tapi kebanyakan mahasiswa yang sudah menyelesaikan studinya sudah lupa dimana meletakkan skripsinya... Termasuk teman-teman saya ketika saya menanyakan skripsi. Alhasil saya menawarkan diri untuk menjadi "gudang" bagi skripsi mereka. Lebih baik saya yang menyimpannya karena siapa tahu bisa dilanjutkan dan bisa dijadikan buku.

Lalu bagaimana seharusnya kita mempersiapkan skripsi agar tepat dan cepat? Menurut sumber yang saya ambil dari mahasiswaumsu.com, ada beberapa hal yang harus diperhatikan sebelum menyusun skripsi:
1. Siapkan Diri.
Hal pertama yang wajib dilakukan adalah persiapan dari diri Anda sendiri. Niatkan kepada Tuhan bahwa Anda ingin menulis skripsi. Persiapkan segalanya dengan baik. Lakukan dengan penuh kesungguhan dan harus ada kesediaan untuk menghadapi tantangan atau hambatan seberat apapun.

2. Minta Doa Restu.
Restu orang tua adalah tiada duanya. Kalau Anda tinggal bersama orang tua, mintalah pengertian kepada mereka dan anggota keluarga lainnya bahwa selama beberapa waktu ke depan Anda akan konsentrasi untuk menulis skripsi. Kalau Anda tinggal di kos, minta pengertian dengan teman-teman lain. Jangan lupa juga untuk membuat komitmen dengan pacar. Berantem dengan pacar bisa menjatuhkan semangat untuk menyelesaikan skripsi.

3. Buat jadwal kegiatan
Ini penting agar penulisan skripsi tidak telalu memakan waktu lama. Buat perencanaan yang jelas mengenai kapan Anda mencari referensi, kapan Anda harus mendapatkan judul, kapan Anda melakukan bimbingan atau konsultasi, juga target waktu kapan skripsi harus sudah benar-benar selesai.

4. Berdayakan Internet.
Internet memang membuat kita lebih produktif. Manfaatkan untuk mencari referensi secara cepat dan tepat untuk mendukung skripsi Anda.

5. Proaktif.
Dosen pembimbing memang “bertugas” membimbing Anda. Akan tetapi, Anda tidak selalu bisa menggantungkan segalanya pada dosen pembimbing. Selalu bersikaplah proaktif. Mulai dari mencari topik, mengumpulkan bahan, “mengejar” untuk bimbingan, dan seterusnya.

6. Fleksibel.
Skripsi mempunyai tingkat “ketidakpastian” tinggi. Bisa saja skripsi anda sudah setengah jalan tetapi dosen pembimbing meminta Anda untuk mengganti topik. Tidak jarang dosen Anda tiba-tiba membatalkan janji untuk bimbingan pada waktu yang sudah disepakati sebelumnya. Terkadang Anda merasa bahwa kesimpulan atau penelitian Anda sudah benar, tetapi dosen Anda merasa sebaliknya. Jadi, tetaplah fleksibel dan tidak usah merasa sakit hati dengan hal-hal yang demikian itu.

7. Siapkan Duit.
Skripsi jelas menghabiskan dana yang cukup lumayan, mulai dari akses internet, biaya cetak mencetak, ongkos kirim kuesioner, ongkos untuk membeli suvenir bagi responden penelitian, biaya transportasi menuju tempat responden, dan sebagainya. Jangan sampai penulisan skripsi macet hanya karena kehabisan dana.

Jika semua persiapan sudah dilakukan dengan baik, Insya Allah anda lebih ringan menyelesaikan skrispi dengan cepat dan lancar. Good luck!

MENCARI JUDUL PROPOSAL SKRIPSI ATAU TESIS

Selama 4 tahun menjadi konsultan lepas skripsi, kebanyakan mahasiswa datang kepada saya dengan alasan mentok. Mereka bingung mencari judul baru yang belum pernah diteliti orang. Ada juga beberapa yang sudah mengajukan judul berkali-kali tapi selalu ditolak, alhasil mereka patah semangat dan meminta bantuan saya.

Pada dasarnya bukanlah hal sulit untuk menemukan judul skripsi. Yang terpenting adalah kita pandai "mencari masalah". Mencari masalah disini tentu saja bukan dengan menantang orang berkelahi, kecuali jika anda punya ilmu debus... :-D

Mencari masalah disini tentu saja maksudnya masalah yang ditemukan di lapangan yang sesuai dengan latar belakang studi kita. Pastinya amat sangat banyak sekali masalah di sekitar kita yang bisa kita angkat sebagai judul skripsi. Sekarang timbul lagi pertanyaan, bagaimana caranya untuk bisa "menemukan masalah"?

Kreativitas sangat penting dan menjadi syarat utama seorang peneliti dalam menemukan ide sebuah penelitian. ‘Kepekaan’ adalah mutlak diperlukan. Kepekaan terhadap lingkungan akan mengakibatkan titik perhatian kita akan tersita olehnya. Begitu perhatian kita tersita, maka akan mengakibatkan intensitas dalam menganalisis suatu kondisi sebuah realita akan muncul. Kalau hal itu sudah muncul maka akan diteruskan dengan ‘tingkat kepedulian’. Orang yang normal akan menindaklanjuti dari kepekaannya terhadap lingkungan dengan apresiasi, baik itu pro atau kontra. Kondisi inilah yang kerap kali menimbulkan asal gerakan penelitian yang baik. Tidak seperti kualitas kebanyakan skripsi sekarang, yang seakan terpaksa dimunculkan sebagai sebuah tuntutan keterpaksaan. Akhirnya banyak muncul hasil penelitian yang sumbangsihnya masih kurang begitu dirasakan banyak orang.

Timbul lagi pertanyaan baru, bagaimana caranya meningkatkan kepekaan? Ada beberapa cara yang bisa dilakukan:
1. Mengingat masa lalu
Dengan banyak mengingat kejadian-kejadian di masa yang lampau akan mengingatkan kejadian di masa sekarang dan mendatang. Karena banyak sekali peristiwa di masa lampau yang akan terulang di masa mendatang. Biasanya hanya waktu dan tempat saja yang berubah. Kalau Anda mau peka dan peduli dengan sebuah fenomena. Anda akan mulai memprekdisikan kondisi mendatang.

2. Membayangkan kondisi sekarang
Silahkan cari fenomena yang lagi marak, kemudian coba kaitkan dengan masa lalu, tentunya yang identik. Menonton televisi, mendengar radio, bahkan mengamati kejadian-kejadian kecil di sekitar kita pun bisa menimbulkan "masalah" yang bisa dijadikan topik penelitian. Daripada ngelamun atau berfantasi yang tidak-tidak saat sedang bete menunggu antrian macet di jalan ketika berangkat ke kampus, lebih baik anda mencoba mengamati kejadian di sekitar kita dan menjadikannya satu bahan pemikiran yang layak untuk jadi permasalahan dalam penelitian.

Selamat mengamati dan "menemukan masalah"!

Sumber tambahan: www.infoskripsi.com

PERSIAPAN MENULIS SKRIPSI/TESIS/PROPOSAL

Ada beberapa trik yang biasa dipakai dalam mempersiapkan skripsi/tesis/:
(1) Menetapkan rumusan;
(2) Membuat outline;
(3) Membuat draft untuk pertama;
(4) Revisi dan memperhalus.
Kenyataan yang sering penulis lakukan bisa melakukan salah satu atau dengan menggabungkan diantaranya.

Setelah itu:
(1) Tanya diri sendiri, apakah tujuan penulisan dari subjek.
Maksudnya kurang lebih adalah men-downgrade subjek sendiri (subjek bisa banyak).
(2) Tanya diri sendiri, bagaimana menyukseskan tujuan ini.
Ada dua cara men-goal-kan suksesi tujuan kita, yaitu: menerangkan kelebihan atau memberikan komentar.
(3) Memulai mengikuti aliran ide yang telah muncul.
Mengumpulkan semampu kita contoh-contoh, kelebihan, kekurangan, faktor pendukung, faktor penghambat, dorongan dan lain-lain. Kumpulkan saja, kalau perlu dibuatkan daftar sekalian, karena suatu saat bisa saja hadir memberi ilham dalam menulis. Mengobrolkan bahan-bahan dengan teman atau siapa yang biasa kita ajak ngobrol. Kemudian kita bisa mendapatkan suatu analogi dari obrolan tersebut yang bisa kita jadikan tulisan dan akhirnya, memancing tulisan paragraf demi paragraf.

Sumber: www.infoskripsi.com

APA DAN BAGAIMANA SKRIPSI

Skripsi adalah laporan tertulis hasil penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa dengan bimbingan Dosen Pembimbing Skripsi untuk dipertahankan di hadapan Penguji Skripsi sebagai syarat untuk memperoleh derajat Sarjana. Penelitian dapat berupa penelitian laboratorium, penelitian lapangan, atau studi pustaka yang berupa review artikel. Skripsi merupakan hasil penelitian yang asli atau pembuktian yang dapat bersifat memperbaharui, mengembangkan, menemukan, dan menegaskan teori-teori/fakta-fakta dalam ilmu-ilmu yang dipelajari calon sarjana serta dapat berupa penelitian dasar, penelitian terapan, atau gabungan keduanya.

Topik skripsi harus merupakan suatu problema yang menyangkut bidang ilmu yang sesuai dengan program studi calon sarjana. Topik skripsi bisa diusulkan oleh mahasiswa sesuai dengan minat mahasiswa, dan bisa diberikan oleh dosen pembimbing atau merupakan bagian dari penelitian dari dosen pembimbing.

Jumlah beban kredit skripsi pada umumnya adalah 4 (empat) sks. Mahasiswa yang mengambil skripsi harus sudah atau sedang mengambil matakuliah prayarat (seperti: Metodologi dan Desain Penelitian).

Sumber: www.infoskripsi.com

SEJARAH PENELITIAN

Penelitian atau research (sudah di-Indonesia-kan dengan riset) berasal dari kata re dan to search yang berarti mencari kembali yang menunjukkan adanya proses berbentuk siklus bersusun yang selalu berkesinambungan. Penelitian dimulai dari hasrat keingintahuan dan permasalahan, dilanjutkan dengan pengkajian landasan teoritis yang terdapat dalam kepustakaan untuk mendapatkan jawaban sementara atau hipotesis. Selanjutnya direncanakan dan dilakukan pengumpulan data untuk menguji hipotesis yang akan diperoleh kesimpulan dan jawaban permasalahan. Dalam proses pemecahan masalah dan dari jawaban permasalahan tersebut akan timbul permasalahan baru, sehingga akan terjadi siklus secara berkesinambungan.

Sumber: www.infoskripsi.com

Jumat, 16 Mei 2008

That's Life..., For Better For Worst...



            “I really..wanna KILL him…, REALLY!!! Dia adalah makhluk paling SIALAN yang pernah ada di muka bumi ini dan aku sangat berharap dia mendapat ganjaran yang setimpal…”
            Ini gambaran suara hatiku menghadapi seseorang dari masa laluku yang kemudian mengobrak-abrik kehidupanku dan benar-benar menghancurkannya… Entah kenapa Tuhan kok sepertinya tidak pernah mau membiarkan hidupku ‘lurus-lurus’ saja. Setiap kali aku merasa hidupku sedang nyaman dan damai, pasti adaaaa…saja makhluk yang datang menganggu… Tapi makhluk yang satu ini benar-benar keterlaluan yang pada akhirnya membuatku menyumpahinya dengan berkata lantang padanya, “I’LL RUN AFTER YOU TO HELL…!!!”
            Bagaimana tidak, ditengah-tengah kehidupanku yang damai, dia tiba-tiba datang dari masa lalu setelah bertahun-tahun tidak bertemu. Lalu mengajakku jalan, mengenang masa lalu dan bernostalgia. Benar-benar nostalgia sialan! Tapi ternyata buntut-buntutnya dia melakukan semua itu karena mengharapkan sesuatu dariku. Memang susah kalau sudah berurusan dengan orang matre, entah itu cewek apalagi cowok. Dia menghamba-hamba padaku betapa dia membutuhkan bantuanku, karena kalau tidak, “habislah semua…” Well, who cares anyway…
            Tapi disitulah letak kebodohanku dan letak kecerdikannya, atau lebih tepatnya kelicikannya… Mulanya tentu saja aku tidak mau… Memangnya dia siapa bisa seenaknya minta tolong padaku setelah bertahun-tahun tidak peduli dengan keadaanku, entah aku masih hidup atau tidak pun dia tidak peduli. Karena curiga aku langsung menuduhkannya segala macam. Aku bilang ternyata dia mengajakku jalan, bernostalgia, dan sebagainya hanya sebagai cara untuk mendapatkan yang dia inginkan. Tapi dia masih ngeles. Dia bilang dia memang butuh bantuanku, tapi nostalgia itu dia lakukan bukan karena itu, tapi karena memang kangen padaku. Lalu aku bertanya kenapa dia memilih aku, kenapa akhirnya datang padaku. Dia akui sebenarnya semua itu modal nekad saja, dan dia datang padaku karena hanya aku satu-satunya cewek yang dia ingat. “Kenapa cuma gue?” tanyaku lagi. “Karena gue pernah ada ‘rasa’ sama lu…” (pingsan)
            Dan kata-kata pamungkas itu ternyata berhasil juga meluluhkan hatiku. Ternyata aku, yang sekeras-keras batu, tetap juga wanita yang haus “pengakuan rasa” dari seorang pria. Maka aku bantulah dia. Mulanya hanya sekian, lalu dia minta lagi, lagi dan lagi, sampai terkuraslah seluruh simpananku. Dia memang bajingan, dan aku memang idiot…
            Tapi lalu aku membaca sebuah artikel. Aku lupa dari mana aku mendapatkannya, tapi yang jelas dari internet.

BELANJA DI TOKO KEBAHAGIAAN
Seorang muda yang selalu resah dan gelisah menemui seorang bijak dan bertanya, ''Berapa lamakah waktu yang saya butuhkan untuk memperoleh kebahagiaan?'' Orang bijak itu memandang si anak muda kemudian menjawab, ''Kira-kira sepuluh tahun.''
Mendengar hal itu anak muda tadi terkejut, ''Begitu lama,?'' tanyanya tak percaya. ''Tidak,'' kata si orang bijak, ''Saya keliru. Engkau membutuhkan 20 tahun.'' Anak muda itu bertambah bingung. ''Mengapa Guru lipatkan dua,?'' tanyanya keheranan. Orang bijak kemudian berkata, ''Coba pikirkan, dalam hal ini mungkin engkau membutuhkan 30 tahun.''
Apa yang terlintas dalam pikiran Anda ketika membaca cerita di atas? Tahukah Anda mengapa semakin banyak orang muda itu bertanya, semakin lama pula waktu yang diperlukannya untuk mencapai kebahagiaan? Lantas, bagaimana cara kita mendapatkan kebahagiaan? Sebagaimana yang telah banyak disampaikan, kebahagiaan hanya akan dicapai kalau kita mau melakukan pencarian ke dalam. Namun, itu semua tidak dapat Anda peroleh dengan cuma-cuma. Anda harus mau membayar harganya.
Agar lebih mudah kita gunakan analogi sebuah toko. Nama toko itu adalah ''Toko Kebahagiaan.'' Di sana tidak ada barang yang bernama ''kebahagiaan'' karena ''kebahagiaan'' itu sendiri tidak dijual. Namun, toko ini menjual semua barang yang merupakan unsur-unsur pembangun kebahagiaan, antara lain: kesabaran, keikhlasan, rasa syukur, kasih sayang, kejujuran, kepasrahan, dan rela memaafkan. Inilah ''barang-barang'' yang Anda perlukan untuk mencapai kebahagiaan.
Tetapi, berbeda dari toko biasa, toko ini tidak menjual produk jadi. Yang dijual di sini adalah benih. Jadi, kalau Anda tertarik untuk membeli ''kesabaran'' Anda hanya akan mendapatkan ''benih kesabaran.'' Karena itu, segera setelah Anda pulang ke rumah Anda harus berusaha keras untuk menumbuhkan benih tersebut sampai ia menghasilkan buah kesabaran.

Setiap benih yang Anda beli di toko tersebut mengandung sejumlah persoalan yang harus Anda pecahkan. Hanya bila Anda mampu memecahkan persoalan tersebut, Anda akan menuai buahnya. Benih yang dijual di toko itu juga bermacam-macam tingkatannya. ''kesabaran tingkat 1,''misalnya, berarti menghadapi kemacetan lalu lintas, atau pengemudi bus yang ugal-ugalan. ''Kesabaran tingkat 2'' berarti menghadapi atasan yang sewenang-wenang, atau kawan yang suka memfitnah. ''Kesabaran tingkat 3'', misalnya, adalah menghadapi anak Anda yang terkena autisme.
Menu yang lain misalnya ''bersyukur.''
''Bersyukur tingkat 1'' adalah bersyukur di kala senang, sementara ''bersyukur tingkat 2'' adalah bersyukur di kala susah.
''Kejujuran tingkat 1,'' misalnya, kejujuran dalam kondisi biasa, sementara ''kejujuran tingkat 2'' adalah kejujuran dalam kondisi terancam.
Inilah sebagian produk yang dapat dibeli di ''Toko Kebahagiaan''.
Setiap produk yang dijual di toko tersebut berbeda-beda harganya sesuai dengan kualitas karakter yang ditimbulkannya. Yang termahal ternyata adalah ''kesabaran'' karena kesabaran ini merupakan bahan baku dari segala macam produk yang dijual di sana.
Seorang filsuf Thomas Paine pernah mengatakan, ''Apa yang kita peroleh dengan terlalu mudah pasti kurang kita hargai. Hanya harga yang mahallah yang memberi nilai kepada segalanya. Tuhan tahu bagaimana memasang harga yang tepat pada barang-barangnya.''
Dengan cara pandang seperti ini kita akan menghadapi masalah secara berbeda. Kita akan bersahabat dengan masalah. Kita pun akan menyambut setiap masalah yang ada dengan penuh kegembiraan karena dalam setiap masalah senantiasa terkandung ''obat dan vitamin'' yang sangat kita butuhkan.
Dengan demikian Anda akan ''berterima kasih'' kepada orang-orang yang telah menyusahkan Anda karena mereka memang ''diutus'' untuk membantu Anda. Pengemudi yang ugal-ugalan, tetangga yang jahat, atasan yang sewenang-wenang adalah peluang untuk membentuk kesabaran. Penghasilan yang pas-pasan adalah peluang untuk menumbuhkan rasa syukur. Suasana yang ribut dan gaduh adalah peluang untuk menumbuhkan konsentrasi. Orang-orang yang tak tahu berterima kasih adalah peluang untuk menumbuhkan perasaan kasih tanpa syarat. Orang-orang yang menyakiti Anda adalah peluang untuk menumbuhkan kualitas rela memaafkan.
Sebagai penutup marilah kita renungkan ungkapan berikut ini: ''Aku memohon kekuatan, dan Tuhan memberiku kesulitan-kesulitan untuk membuatku kuat. Aku memohon kebijaksanaan, dan Tuhan memberiku masalah untuk diselesaikan. Aku memohon kemakmuran, dan Tuhan memberiku tubuh dan otak untuk bekerja. Aku memohon keberanian, dan Tuhan memberiku berbagai bahaya untuk aku atasi. Aku memohon cinta, dan Tuhan memberiku orang-orang yang bermasalah untuk aku tolong. Aku mohon berkah dan Tuhan memberiku berbagai kesempatan. Aku tidak memperoleh apapun yang aku inginkan, tetapi aku mendapatkan apapun yang aku butuhkan.''

            Satu hal yang membuatku sangat 'kena' dengan artikel ini adalah bagian ’berterima kasih’ kepada orang-orang yang telah menyusahkan Anda karena mereka memang ‘diutus’ untuk membantu Anda. Contohnya disitu pengemudi yang ugal-ugalan, bos yang menyebalkan, dan sebagainya. Kalau dalam kasusku, aku bisa mengambil hikmahnya sendiri dari apa yang aku alami sekarang, betapa 'seseorang itu' benar-benar menyusahkanku, yang mulanya dia tidak merasa tapi akhirnya dia sadar dan minta maaf walaupun toh kami sama-sama tidak bisa melakukan apapun dengan keadaan yang sama-sama tidak menguntungkan ini. Aku yang mulanya heran sampai sebal dengan pertemuan kami yang sangat mendadak dan memusingkan ini, ditambah pengakuannya yang dadakan dan sangat tidak penting disaat yang tidak memungkinkan lagi, aku yang mulanya ingin 'marah' sama Tuhan, apa sih maksud DIA dengan semua kejadian ini, pertemuanku dengannya, pengakuannya, permintaan tolongnya, dan hal-hal mustahil tentang dia…
Akhirnya aku mengerti sekarang apa sebenarnya maksud dari semua ini. Aku sedang "ujian kenaikan kelas" lagi seperti dulu. Setelah ujian sebelumnya adalah masalah kantor yang sepertinya tidak berkesudahan, lalu sekarang ditambah dengan si "setan ganteng" yang menyesakan dada ini. Yah...sekali lagi itu cuma "ujian kenaikan kelas" yang harus aku hadapi kalau aku mau tambah "pintar" dalam menghadapi hidup ini. Kalau tidak pernah ujian ya tidak akan pernah 'naik kelas' kan... Ya sudahlah.. That's life anyway.., for better for worst...

“Setiap orang yang ada di satu waktu kehidupan kita pasti punya maksud untuk dipelajari” (kutipan dari novel “Cintapuccino” – Icha Rachmanti)