Sabtu, 30 November 2002

Mudahnya Menentukan Jodoh

Suatu ketika di sebuah kampus, beberapa mahasiswa dan mahasiswi sedang duduk santai di taman kampus menikmati waktu istirahat kuliah. Diantara mereka ada yang sedang terlibat percakapan ringan. Sebut saja namanya Fifi dan Lidya. Kebetulan Fifi sedang bercerita tentang salah seorang teman cowok Fifi yang kebetulan agak dekat dengannya meskipun mereka tidak pacaran. Dan kebetulan pula teman cowok yang sedang diceritakan itu melintas di depan kantin tempat mereka nongkrong dan berjalan menuju toilet yang berada tidak jauh dari taman.
“Tuh dia Rifky.... Panjang umur juga tuh anak..” komentar Lidya karena yang sedang dibicarakan tahu-tahu muncul. “Yah...rupanya dia ke toilet...” sambung Lidya lagi melihat yang dibicarakan menuju suatu tempat yang kurang senonoh...
“Iya tuh anak..., dia emang hobi banget ke toilet... Dikit-dikit ke toilet... Bocor kali krannya tuh...” ujar Fifi meledek teman cowoknya yang sedang dibicarakan itu. Mereka pun tertawa. Lidya malah berkomentar. “Alah.., Fi.... Pake ngeledek lagi... Padahal kamu tuh juga hobi ke toilet... Dikit-dikit kebelet... Kalian tuh sama tau... Jangan-jangan kalian jodoh... Abis punya persamaan gitu..., hahaha....” 
Komentar Lidya itu sebenarnya komentar ringan yang tidak ada tujuan apa-apa, cuma gurauan biasa yang tidak perlu dimasukkan ke dalam hati. Tapi kalau kita mau merenungi, sebenarnya kita patut berpikir tentang apakah benar bahwa banyak persamaan atau kecocokan bisa dijadikan patokan untuk menentukan bahwa seseorang itu jodoh kita atau bukan. Lalu kalau lebih banyak perbedaan berarti tidak ada kemungkinan jadi jodoh. Nyatanya banyak pasangan yang mempunyai hubungan sampai akhir hayat yang selama hidup mereka dalam berhubungan, tetap sering terjadi benturan-benturan yang menunjukkan perbedaan mereka, tapi toh mereka tetap saja bisa melanjutkan hidup dalam kebersamaan. Lagipula bukankah pria dan wanita pada hakekatnya memang berbeda? Jadi untuk apa mengagung-agungkan persamaan dan menghindari perbedaan. 

Jodoh tak dapat dilihat dari banyaknya persamaan yang dimiliki, melainkan dari keberhasilan menyatukan perbedaan yang ada (terinspirasi pada 26 November 2002)