Senin, 21 Desember 2009

BERANI TAMPIL BEDA

Jika saya lihat, kebanyakan judul dan pembahasan dalam skripsi mahasiswa di Indonesia, umumnya isinya itu-itu saja. Jarang ada yang membuat terobosan baru dari segi isi. Terkadang ini juga yang membuat mahasiswa terhambat proses pengerjaan skripsinya. Karena pembimbing melihat, mungkin dari segi judul ada sedikit perbedaan dengan pembahasan terdahulu, namun secara umum dari segi isi cenderung sama. Pembimbing tentunya ingin melihat sesuatu yang baru, yang kalau memungkinkan bahkan bisa jadi melahirkan teori baru dalam bidang yang dibahas. Maka akhirnya pembimbing menolak proposal tersebut.

Tapi permasalahannya kebanyakan nahasiswa takut membuat terobosan baru dalam skripsi mereka. Mereka takut tidak bisa mempertahankannya di meja hijau. Ini sesuatu yang sangat disayangkan... Seharusnya sebagai mahasiswa, punya rasa 'petualangan ilmu' yang besar. Biar saja dihabisi, jangan takut tidak lulus, karena sesungguhnya kuliah itu bukan hanya perkara lulus atau tidak, nilai bagus atau rendah, cum laude atau tidak, tapi bagaimana kita bisa bermanfaat di masyarakat nantinya. Nah.., jika kita sudah memulai dengan sesuatu yang baru, itu bisa menjadi satu langkah baru yang dapat memberi manfaat pada masyarakat, terutama bidang yang kita geluti. Jadi para calon sarjana, BERANI TAMPIL BEDA... ;-)

Rabu, 09 Desember 2009

MENGAPA MENULIS SKRIPSI ITU SULIT?

Selama ini saya sudah banyak membantu mahasiswa yang kesulitan menemukan ide dan menuangkannya ke dalam bentuk tugas akhir. Dari pengalaman selama ini, saya tidak dapat menyayangkan mengapa mahasiswa Indonesia sepertinya banyak yang tersangkut dalam masalah tugas akhir ini. Kita tidak bisa mengatakan atau men-judge dengan keras bahwa mahasiswa Indonesia pemalas, tidak punya ide, tidak kreatif, dan komentar-komentar miring lainnya. Jika kita tidak terlibat langsung dengan mereka, mungkin kita memang akan bertanya-tanya, lalu apa gunanya mereka kuliah kalau tidak dapat menulis tugas akhir yang notabene merupakan bukti pencapaian mereka selama kuliah.

Menurut pengalaman saya ini, ada beberapa faktor yang mungkin menjadi penyebab mengapa para mahasiswa kesulitan menyelesaikan tugas akhir.

Kurangnya pemahaman terhadap metodologi penelitian. Ini terjadi termasuk pada diri saya sendiri. Dosen mata kuliah metodologi penelitian seringkali kurang mampu menjelaskan apa dan bagaimana penelitian itu sesungguhnya, sehingga mahasiswa pada akhirnya ketika harus melakukan penelitian, seperti mengawang-awang. Dosen terlalu banyak menyuruh membuat tugas-tugas tak menentu tanpa menjelaskan lebih rinci. Padahal, penelitian itu bukan sesuatu yang gampang dipahami. Untuk dapat memahaminya, tidak cukup hanya dengan membaca buku referensi yang ada. Perlu penjelasan lebih mendalam dari dosen karena penelitian ini sifatnya praktis, tidak bisa diraba-raba. Maka hendaknya dosen lebih pro aktif dalam menjelaskan kepada mahasiswa tentang penelitian. Tidak harus memanjakan mereka dengan hanya menyuapkan materi saja, tapi boleh dengan memberikan tugas, tapi tugas itu selanjutnya didiskusikan, mana yang benar, apa yang salah. Sehingga ketika terjun ke lapangan untuk melakukan penelitian, mahasiswa tak lagi mengawang.

Kurang membaca. Ini penyakit bangsa ini secara umum. Terbukti dari banyak penelitian, mahasiswa Indonesialah yang paling minim referensinya, karena budaya membaca memang kurang masyur di negeri ini, dikalahkan oleh budaya menonton televisi.

Keterbatasan waktu. Kebanyakan mahasiswa negeri ini menjalankan dua profesi sekaligus, mahasiswa dan pekerja. Kuliah sambil kerja istilahnya. Dan dibandingkan kuliah yang hanya membuang uang, tentu saja mereka lebih memilih kerja yang dapat menambah pundi-pundi mereka. Terkadang mereka mempunyai pekerjaan yang memang betul-betul menghabiskan waktu dan membutuhkan tenaga dan pikiran lebih, bukan sekedar memanfaatkan waktu luang atau mencari pengalaman saja. Alhasil karena mereka tidak ada waktu lagi untuk memikirkan skripsi, maka dengan kelebihan mereka dari segi finansial, mereka lebih rela meminta bantuan dari orang-orang yang bisa membantu mereka menyelesaikan tugas akhir.

Malas berpikir. Ini penyakit yang tidak ada obatnya selain dari dirinya sendiri. Ironis sebenarnya, mengingat pada hakekatnya kita semua selalu berpikir setiap saat karena jika pekerjaan yang satu ini sudah berhenti, maka diciduk pegawai Dinas Sosial Sub Dinas Rumah Sakit Jiwa adalah jalan terakhir. Tapi memang begitulah kenyataannya. Kebanyakan dari mereka datang dan mengatakan mereka sudah malas berpikir, atau tidak punya waktu untuk berpikir, dan berbagai alasan lainnya.

Apapun alasan mereka tidak dapat menyelesaikan tugas akhir, tidaklah masalah selagi mereka tetap bisa mempertanggungjawabkannya di ‘kursi panas’, dan yang lebih penting dari itu semua adalah mereka bisa terjun ke masyarakat dengan baik. Karena apalah gunanya lulus cum laude dengan skripsi yang dibuat sendiri jika buntut-buntutnya mereka menjadi koruptor nomor wahid… Suai…??