Minggu, 30 September 2012

Memory Remains

 Kuliah kembali saat ini di tempat kuliah yg lama tempatku pertama kuliah dulu, sungguh mengingatkanku akan rentetan kejadian-kejadian tak terlupakan dalam hidupku. Masa kuliah, masa pencarian jati diri, pengobrak-abrikan karakter dan pribadi, lengkap dgn keterpelesetan, keambrukan, kemeraungan, sekaligus kebangkitan yg bahkan tidak serta merta memuluskan jalan hidupku. Jalan yg sangat tidak lurus, sangat berliku, sangat berbatu, sangat berduri, bahkan berjurang. Dan atas semua kesanggupanku untuk tetap tegak berdiri dan memiliki segala harapan dan impian itu, hanya Allah 'Azza wa Jalla lah yang Maha Memberi Kekuatan kepadaku ditengah kemahalemahanku..
Menyusuri lorong-lorong kampus lama, terbayang kelebatan kisah lama.. Duduk-duduk di pinggir lorong beralaskan kertas atau buku, bersama teman perempuan, teman laki-laki, teman tapi mesra, sephia, dan entah siapa-siapa lagi. Bernyanyi dan bergitar setiap sabtu pagi, menyusun naskah drama musikal di labor lama yg klasik tapi asyik, merekam percakapan dan lagu tema drama musikal, berlatih, berakting, tertawa, marah, semua jadi satu hingga waktu pementasan. Ditatapi puluhan mata (yang mungkin salah satunya adalah kamu), berusaha memberikan yg terbaik. Lalu ditepuki, dikagumi, dicemburui.., ahh.., siapa peduli.. Yg kutahu (dan kami tahu) dulu adalah berkreasi, karena bukan mahasiswa sejati jika tanpa kreasi..
Tuhan.., betapa hidupku seperti roller-coaster.., dan hanya Engkau pemberiku kekuatan hingga bertahan sampai saat ini..


Manusia Tetap Manusia..

Teringat komentar seorang teman lama saat melihat gaya berpakaianku sekarang. "Pake gamis sekarang Bi'..?" sambil mesam-mesem. Aku cuma jawab,"Yaa..aku kan kerja di UIN buk.."
Sebenarnya bukan itu alasannya. Tapi aku memaklumi komentar itu, mengingat dulu di jaman jahiliyahku, meski sudah memakai penutup kepala (bukan jilbab apalagi hijab, syukur2 lehernya ga ngintip), gayaku memang celana jins (meski tidak ketat tapi boyish), kemeja atau kaos yg juga boyish, dan seringkali sepatu kets. Aku memang "kurang perempuan" dulu (sekarang sudah agak "lebih perempuan" kurasa).
Tapi manusia memang harus berubah kan.. Memperbaiki diri dari waktu ke waktu, meski pakaian yg Syar'i bukan jaminan prilaku dan hati yg Syar'i pula, tapi setidaknya ada usaha dan ada "tameng" atas perbuatan yg tidak Syar'i dgn berkaca dan berkata,"Hei...lihat pakaianmu.. Sesuaikan prilakumu dgn pakaianmu.."
Pun harus kuakui pula bahwa terkadang aku pun masih suka sedikit "terpeleset". Semua itu karna kita hanya manusia dan sebaik-baik apapun seorang manusia berubah, dia tidak akan pernah berubah menjadi MALAIKAT...

Sabtu, 29 September 2012

Di Sisa Hidupku

Aku tak butuh malam minggu untuk kuhabiskan bersamamu saat ini. Aku butuh setiap malam untuk kuhabiskan bersamamu di sisa hidupku.

Selasa, 25 September 2012

Mencintai (DAN) ATAU Dicintai

Kalau ada orang bilang lebih baik dicintai daripada mencintai, sebenarnya tidak juga. Karna jika kita hanya dicintai, kita menjalani hubungan itu tidak ikhlas juga. Dan kalau dibilang "aku mencintaimu tanpa peduli engkau mencintai atau tidak", itu juga kurang tepat. Karna apa yg kita lakukan akan sia-sia saja dan pada akhirnya percayalah kita pasti akan kecewa, seberapapun murninya kita merasa mencintai itu. Maka kondisi yg paling tepat adalah SALING mencintai, karna dgn begitu kita sanggup membahagiakan satu sama lain tanpa merasa berat sedikitpun. Percayalah bahwa Tuhan telah menetapkan kadar itu dgn tepat, kelak dgn orang yg tepat pula..

Sabtu, 22 September 2012

Berani Bertindak


Tidak berani mengambil risiko dan tidak berjiwa besar atas konsekuensi yg akan terjadi akibat sebuah tindakan adalah hal yg seringkali menjadi penghambat seseorang untuk bertindak. Mereka mencari aman dgn tidak melakukan apa-apa dan hanya berdoa semoga waktu yg menjawabnya. Mereka memang aman, tapi mereka kehilangan kesempatan yg mungkin datang jika mereka bertindak. Apalagi jika kesempatan itu nyata-nyata berada di depan mata namun disia-siakan, maka jangan lagi berharap-harap Tuhan memberi kesempatan karna kadang kesempatan tidak datang dua kali. Jadilah orang yg berani mengambil risiko, biar sakit, biar luka, biar sedih, biar menangis, biar ditolak, tapi setidaknya kita pernah melakukan sesuatu; daripada tidak pernah menangis karna memang tidak pernah melakukan apa-apa.